EFEKTIVITAS DAN MANFAAT PROGRAM PADAT KARYA TUNAI (PKT) SAAT PANDEMI COVID – 19 MELALUI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BAGI MASYARAKAT DI KOTA WAMENA - PAPUA.
Oleh : Andrew Octavianus Wuisan
Email : andrewoctavianus2wuisan@gmail.com
ABSTRAK
Penyebaran dan peningkatan kasus Covid – 19 di Indonesia sejak awal tahun 2020 pada bulan Maret, tentunya mengakibatkan terjadinya penurunan perekonomian masyarakat yang terjadi di berbagai sektor, kejadian ini sangat berdampak khususnya pada masyarakat Kota Wamena yang sebagian besar penghasilan penduduknya bersumber dari sektor pertanian dan perdagangan.
Berbagai kebijakan diterapkan oleh Pemerintah, salah satunya kebijakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang memprioritaskan Program Padat Karya Tunai (PKT) melalui Pembangunan Infrastruktur, sesuai Instruksi Presiden dalam menghadapi situasi Global Pandemi Covid - 19, merupakan salah satu strategi dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional guna menjaga daya beli masyarakat yang terdampak Pandemi.
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan manfaat program Padat Karya Tunai (PKT) yang dilaksanakan melalui Pembangunan Infrastruktur. Metode yang digunakan dalam penulisan ini yaitu metode observasi pastisipatif.
Kata Kunci : Covid – 19, Padat Karya Tunai (PKT), Kementerian PUPR, Wamena Papua
PENDAHULUAN
Padat Karya Tunai (PKT) merupakan program pemerintah berupa kegiatan pemberdayaan masyarakat desa, khususnya yang kurang mampu dan marginal, bersifat produktif yang mengutamakan pemanfaatan sumber daya, tenaga kerja dan teknologi lokal untuk menambah pendapatan, mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Ada 2 (dua) hal yang menjadi sasaran program padat karya tunai, yaitu pembangunan infrastruktur dan peningkatan ekonomi. Tentunya hal itu dilatarbelakangi karena ketidakmampuan masyarakat untuk bersaing mendapatkan pekerjaan di pedesaan maupun perkotaan, sehingga kemungkinan akan menganggur.
Kementerian Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat adalah perangkat dari pemerintah, yang sebelumnya terus berkomitmen mewujudkan pembangunan infrastruktur di Provinsi Papua Pegunungan. Tentunya hal ini bertujuan untuk mengurangi indeks kemahalan dan pemerataan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia khususnya di wilayah Kabupaten Jayawijaya.
Apalagi tidak adanya jalur laut untuk proses pendistribusian bahan pokok dan bahan baku lainnya, menjadi tantangan sendiri bagi masyarakat Kota Wamena dalam memenuhi kebutuhan pokoknya sehari – hari.
Kota Wamena adalah Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya dan sekaligus juga sebagai Ibu Kota Provinsi Papua Pegunungan. Wamena juga merupakan sebuah distrik di Kabupaten Jayawijaya. Distrik Wamena memiliki luas wilayah 249, 31 km⊃2; dengan jumlah penduduk pada tahun 2020 sekitar 41.844 jiwa dan kepadatan penduduk 167, 84 jiwa/km⊃2;.
Gambar 1.1 Kampung Wamena dari ketinggia (Kampung wales)
Wamena memiliki penduduk asli sejumlah kelompok etnis, yaitu suku Dani, Lani dan suku Yali. Wamena memliki berbagai kerajinan tangan berupa noken, ukiran kayu, koteka dan hasil bumi yang sangat organik yaitu ubi – ubian, sayur serta buah – buahan. Keindahan alam Wamena juga sangat luar biasa, seperti objek tempat wisata Pasir Putih Desa Aikima, Goa Lokale, sumber air garam dan danau Habema yang berada pada ketinggian ±3200 mdpl, merupakan destinasi wisata yang wajib dikunjungi para wisatawan.
Ada juga kuliner khas daerah seperti papeda disajikan dengan ikan tongkol, dan udang selingkuh air tawar yang capitnya sebesar kepiting, adalah hidangan yang tidak bisa dilewatkan jika berada di bumi lembah baliem Wamena.
Pandemi covid – 19 yang terjadi pada awal maret tahun 2020, benar – benar merubah tatanan dan gaya hidup masyarakat, khususnya di Kota Wamena. Perubahan perilaku sosial dan kebiasaan masyarakat membuat Kota yang awalnya sangat produktif dan ramai para wisatawan tiba – tiba berubah menjadi seperti Kota mati.
MAKSUD PENULISAN
Untuk mengetahui efektivitas dan manfaat yang dirasakan masyarakat secara langsung dengan adanya program padat karya tunai melalui pembangunan infrastruktur yang diselenggarakan Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wamena PPK 4.1 dalam menghadapi pandemi global covid – 19.
METODE
Tulisan ini menggunakan metode :
1. Observasi Partisipatif, dimana penulis turut mengawasi secara langsung pelaksanaan padat karya dan mengumpulkan data – data serta wawancara selama berada di lapangan.
2. Literatur review, sebagai pedoman mengenai permasalahan yang sudah diteliti sebelumnya terkait topik yang diangkat.
3. Konsultasi dengan instansi terkait, dimana dilakukan konsultasi atau diskusi langsung untuk mendapatkan informasi dan data – data yang jelas mengenai penelitian.
BATASAN MASALAH
- Berkaitan dengan dengan topik yang diangkat, penulisan ini hanya dibatasi pada :
- Penjelasan data teknis, yaitu nama paket dan lokasi pekerjaan
- Indikator untuk mengukur efektivitas program padat karya tunai (PKT) di Lingkungan PPK 4.1 BPJN Wamena pada tahun 2020 s/d 2022
Melakukan wawancara terbuka dan tertutup pada objek
Manfaat program padat karya saat pandemi yang dilaksanakan PPK 4.1 BPJN Wamena pada tahun 2020 s/d 2022
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kebijakan, Dampak Ekonomi dan Solusi Pemerintah
Diterapkannya berbagai kebijakan pemerintah daerah setempat, seperti membatasi kegiatan / aktivitas masyarakat guna mencegah penyebaran virus covid - 19, membuat dampak yang sangat besar terhadap perekonomian masyarakat golongan kecil dan menengah di daerah Kabupaten Jayawijaya.
Dengan diterapkan kebijakan pembatasan sosial, para jualan pedagang mulai kurang laku dikarenakan masyarakat tidak lagi konsumtif seperti sebelumnya dan memenuhi kebutuhan secara apa adanya, pastinya mempunyai efek di bidang pertanian dan perkebunan.
Belum lagi dengan kebijakan lockdown yang melarang aktivitas masyarakat masuk keluar Wamena melalui jalur darat maupun udara, tentunya hal tersebut menimbulkan pro dan kontra dari berbagai kalangan masyarakat. Dikarenakan beberapa sumber mata pencarian berasal dari pelaku perjalanan tersebut, seperti Hotel dan tempat wisata mulai tidak ramai yang mengakibatkan terjadinya PHK karyawan, dan para sopir serta pedagang keliling dan lainnya, sangat kesusahan dalam menghadapi kebijakan akibat pandemi tersebut.
Segala upaya pemerintah melakukan diskusi antar pimpinan melalui Forum Komunikasi Pimpinan Antar Daerah (Forkopimda) untuk menemukan cara dan solusi menghadapi efek dari kebijakan sebelumnya, dimana ditakutkan akan terjadi lonjakan angka pengangguran dan kemiskinan akibat PHK serta menurunnya daya beli masyarakat setempat.
Beberapa solusi awal diterapkan seperti bantuan Pemerintah Daerah dalam bentuk bahan makanan pokok dan berupa uang tunai bagi masyarakat yang kurang mampu, sambil mengkaji ulang aturan dan kebijakan yang telah diterapkan sebelumnya dengan memperhatikan segala aspek, salah satunya ekonomi masyarakat dan tetap fokus pada penanganan untuk menekan perkembangan penularan virus covid – 19.
Penggunaan dana desa sendiri untuk program padat karya tunai (PKT) dianggap kurang efektif, karena kurangnya pengawasan dalam penyelenggaraan beberapa program prioritas dana desa tersebut. Akibatnya penggunaan dana desa sering kali tidak tepat sasaran dalam penggunaannya.
Perencanaan dan Target Program Padat Karya Tunai (PKT)
Bentuk tindak lanjut dari Instruksi Presiden dalam menghadapi situasi pandemi global covid – 19, dimana dari total pagu Kementerian PUPR tahun 2020, sekitar 13 % (persen) dialokasikan untuk program padat karya tunai (PKT), dengan target penyerapan tenaga kerja sebesar 614. 480 orang.
Kementerian PUPR juga mengubah skema pelaksanaan pada program atau kegiatan infrastruktur yang semula bersifat kontraktual, pada pelaksanaannya dijalankan dengan pola padat karya, dengan alokasi anggaran Rp654.4 miliar dengan target penerima manfaat sebanyak 80.888 orang.
Penelitian yang dilakukan mengenai efektivitas dan manfaat dari program padat karya tunai (PKT) ini, hanya terbatas pada beberapa paket pekerjaan di Lingkungan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 4.1 BPJN Wamena.
Target penerima manfaat sendiri merupakan pengangguran (belum bekerja atau di PHK), petani / pekebun dan lainnya yang berpenghasilan sangat kecil. Pelaksanaan pekerjaan kontraktual dengan skema / pola program padat karya tunai (PKT) di Lingkungan PPK 4.1 BPJN Wamena sendiri terbilang baru, dimana biasanya pelaksanaan pekerjaan item pekerjaan di lapangan sendiri banyak yang sudah menggunakan teknologi atau peralatan. Hal ini tentunya menjadi tantangan sendiri untuk merencanakan suatu pekerjaan dengan target waktu yang sama dengan sebelumnya, akan tetapi dalam tahap pelaksanaannya banyak memanfaatkan tenaga manusia.
Salah satu strategi menyeimbangkan produktivitas alat berat dengan tenaga manusia yang selaras dengan program padat karya yaitu dengan menyerap tenaga kerja sebanyak – banyaknya demi tercapainya program dan target yang direncanakan.
Efektivitas
Secara umum Efektivitas merupakan suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan atau juga pencapaian suatu tujuan yang diukur dengan kualitas, kuantitas serta juga waktu, sesuai dengan yang sudah direncanakan.
Manfaat Program Padat Karya Bagi Masyarakat
Pekerjaan yang dilaksanakan PPK 4.1 yaitu Pembersihan Drainase, Pembersihan Jalan, Galian Saluran, serta Pembuatan Pasangan Batu Mortar dan Pembuatan Trotoar. Penulis juga mengamati dan turut mengawasi pelaksanaan pekerjaan, dimana terlihat antusiasme yang tinggi dari masyarakat yang terlibat dalam pekerjaan dengan adanya program ini. Disela – sela pekerjaan yang berlangsung penulis melakukan wawancara dengan 3 (tiga) pekerja dengan lokasi proyek yang berbeda dan diskusi tertutup dengan 1 (satu) orang pekerja padat karya.
HASIL WAWANCARA
Setelah melakukan wawancara dengan 3 (tiga) orang pekerja yang telibat dalam program padat karya tunai, ternyata mereka merasa sangat senang dengan adanya program ini, dikarenakan sistem pembayaran yang dilakukan langsung secara mingguan setelah 6 (enam) hari kerja, serta proses pengawasan yang baik memudahkan mereka dalam melaksanakan pekerjaan. Mereka juga berharap kegiatan ini berlangsung secara jangka panjang karena sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan pokok mereka.
KESIMPULAN
- Secara keseluruhan Program Padat Karya Tunai (PKT) yang dilaksanakan PPK 4.1 BPJN Wamena melalui Pembangunan Infrastruktur pekerjaan berskala kecil, memang belum mampu mengakomodir semua masyarakat yang terdampak pandemi covid – 19 atau yang membutuhkan pekerjaan. Akan tetapi program yang dilaksanakan terbukti cukup efektif dalam membuka lapangan pekerjaan baru bagi pencari kerja, terlebih khusus bagi orang asli papua (oap), dilihat dari data diatas dimana realisasi penyerapan tenaga kerja melebihi dari yang ditargetkan.
- Sesuai hasil diskusi tertutup dan wawancara dengan beberapa orang dari para pekerja, dapat disimpulkan bahwa program padat karya tunai (PKT) yang dilaksanakan PPK 4.1 sangat bermanfaat bagi mereka yang belum bekerja atau diberhentikan (PHK) dan yang berpendapatan sangat kecil dalam menghadapi situasi pandemi global covid – 19 ini.
DAFTAR PUSTAKA
- id.m.wikipedia.org “kota wamena”
- simantu.pu.go.id “Dorong Pemulihan Ekonomi Nasional, Kementerian PUPR Perluas Program Padat Karya Tunai (PKT)”
- epaper.mediaindonesia.com 24 Ags 2020 “Program Padat Karya Bangkitkan Perekonomian Rakyat”
- kabarpapua.co
- TA Andrew O. Wuisan Politeknik Negeri Manado (Sistematika Penulisan) “Perbandingan Biaya Pelaksaaan Pekerjaan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembagunan Gedung Kantor Otoritas Bandar Udara Sam Ratulangi Manado”
- Journal of Economics and Business, 4(2), Sept 2020 Fakhrul Rozi Yamali, Ririn Noviyanti Putri “Dampak Covid – 19 Terhadap Ekonomi Indonesia”
- Pendidikan.co.id “Pengertian efektivitas, kriteria, aspek, rumus dan contohnya”